Kegiatan ini akan dilanjutkan pada pelatihan workshop foto dan katalog.
“Ini suatu sinergi dan implementasi pariwisata berbasis ekonomi kreatif. Dimana seni, budaya, karakter daerah, dan kerajinan khas daerah akan dioptimalkan menjadi suatu produk unggulan,” jelasnya.
Baca Juga:
BOB Targetkan 22 Juta Pergerakan Wisatawan untuk Tahun Depan
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, diharapkan dapat mempercepat pemulihan perekonomian melalui pertumbuhan usaha mikro. Kemudian, menyediakan lapangan pekerjaan berbasis lokalitas dan meningkatkan konsumsi produk berbasis kebudayaan dan kreativitas lokal.
Ketua Tenaga Ahli Ekraf Fesyen, Nancy, mengatakan peserta mendapatkan bekal materi pengenalan desain dasar dan produk berbahan dasar kain batik. Peserta juga mendapat pelatihan menyusun konsep dan koleksi serta model making atau prototyping.
“Diharapkan melalui pelatihan dan pendampingan ini perajin batik memiliki referensi maupun metode baru dalam penciptaan desain fesyen dan purwarupa. Sehingga mampu menggerakkan aktivitas perekonomian masyarakat di sekitar Kawasan Pariwisata Borobudur,” tuturnya.
Baca Juga:
Ratusan Pesepeda Diajak Telusuri Keindahan Perbukitan Menoreh
Peserta pelatihan perwakilan kelompok Souvenir Tas Lukis Sumberbulu, Mojogedang, Karanganyar, Kristina Aditama, 20, mengaku menerima banyak manfaat dengan pelatihan tersebut.
Ia bisa mengenal lebih dalam bagaimana merencanakan produk hingga produk tersebut siap jual.
“Kami diberi pelatihan membuat produk, mendesain produk, dan pemasarannya,” tutur dia.[zbr]