Meski termasuk destinasi wisata populer, uniknya sebelum pertama kali diresmikan pada 2019 oleh Menteri Pariwisata saat itu, Arief Yahya, lokasinya disebut berada di ‘ujung dunia’ karena dianggap berada di pinggiran.
"Tapi kemudian waktu diresmikan Pak Arief jadi makin diminati dan bahkan termasuk laboratorium glamping karena waktu itu kan glamping belum banyak jumlahnya. Sekaramg termasuk tempat glamping populer terutama di Jawa Tengah dan sekitarnya," ungkap Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Indah Juanita dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid, Senin (3/10/2022).
Baca Juga:
Pemerintah Kota Yogyakarta Berkomitmen Wujudkan Three Zero HIV/AIDS pada Tahun 2030
"DeLoano juga banyak jadi tujuan buat healing anak muda yang sekarang ini makin populer. Lokasinya ini berada sekitar 900 meter di atas permukaan laut, jadi cuacanya sangat dingin jadi kayak oksigen. Dari atas bukit juga bisa melihat Candi Borobudur asalkan cuacanya sedang terang dan tidak berkabut," sambungnya.
Sempat tutup saat pandemi mulai melanda Indonesia, tempat glamping ini mulai dibuka kembali di pertengahan 2022.
Bagi mereka yang bermalam di DeLoano bisa menikmati makanan yang dimasak para penduduk setempat sehingga bisa memaksimalkan potensi masyarakat di kawasan wisata tersebut. Kalau kehabisan tempat glamping, ada sejumlah homestay yang bisa jadi alternatif buat menginap.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Yogyakarta Himbau Masyarakat Waspadai Tawaran Penipuan Terkait CPNS
"Saya sudah pernah ke sana, sudah dua kali. Yang pertama sama Pak Luhut dan rombongan dan yang kedua saya pergi sendiri bersama keluarga. Ada sensasi tersendiri yang rasanya tidak bakal kita jumpai kalau kita liburan di luar negeri," terang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
"Jadi utamakan berwisata di dalam negeri, termasuk di DeLoano ini, ini bagus banget tempatnya. Kebersihannya juga sangat dijaga, dan waktu saya ke sana toiletnya juga bersih banget, begitu juga musalanya dan mereka sangat memperhatikan kelestarian alam," lanjut Sandiaga.
Ia menambahkan, selain pembangunan fisik, untuk terus menarik kunjungan wisata, berbagai acara pun akan digelar di lokasi itu. Untuk menjaga aspek alami dan kebudayaan, nantinya juga akan diberikan nama-nama lokal untuk berbagai spot di wilayah otorita Borobudur.