WahanaNews-Borobudur | Sulit untuk membantah pesona Candi Borobudur dengan segala nilai historisnya. Kemegahan bangunan sakral umat Budha ini menginspirasi lahirnya koleksi perhiasan Lavani dari label Amero.
CEO Amero Peter Agus Wijaya lahir dan besar di Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur pun tak dirasakan oleh Peter seperti sebuah obyek wisata yang hanya dikunjungi sekali-kali karena hampir setiap hari ia melihatnya.
Baca Juga:
Bikin Konten Ala CFW, Camat di Payakumbuh Dipecat
Walau 'akrab' dengan Borobudur, Peter merasa tak pernah cukup mengenal candi yang usianya diperkirakan mencapai lebih dari 1.200 tahun ini. Filosofi kehidupan yang tersirat pada arsitektur kuno serta relief Borobudur menjadi salah satu bagian yang Peter kagumi dari Borobudur.
"Tatanan kehidupan yang diajarkan Borobudur sangat luar biasa. Kita bisa belajar tentang budi pekerti, kasih sayang yang tulus, serta kepemimpinan," ungkap Peter dalam keterangan resminya saat peluncuran seri Lavani baru-baru ini.
Dovetails, yakni cara menyatukan setiap batu demi batu secara manual tanpa bahan perekat, sehingga membentuk Borobudur seperti saat ini, juga meninggalkan kekaguman tersendiri di benak Peter. Ia memaknai teknik tersebut sebagai ajakan bagi Indonesia untuk bersatu di atas segala perbedaan.
Baca Juga:
Busana Pamer Aurat, MUI Kritik Makassar Fashion Week
Dari Borobudur yang sarat makna itu, pria yang pernah menganyem pendidikan desain perhiasan secara formal itu termotivasi untuk menciptakan sebuah koleksi perhiasan yang tak sekadar elok secara estetika.
"Sebuah perhiasan harus punya value dan bernyawa. Seperti halnya Borobudur. Borobudur tak cuma tentang batunya, tapi juga ajarannya," kata Peter yang banyak berdiskusi dengan perwakilan balai konservasi Borobudur demi menggali ilham.
Inspirasi tersebut lantas membuahkan Lavani, koleksi perhiasan yang terdiri dari 18 set desain mulai dari cincin, anting, gelang, kalung, hingga liontin.