Eksistensi Amero sulit terpisah dari ratusan perajin lokal yang mendukungnya.
"Semua perajin dari Magelang, ada 200 sekian. Saya salut dengan the whole team, karena tidak ada satupun yang berlatarbelakang sekolah seni. Mereka belajar otodidak," ungkap Peter.
Baca Juga:
Bikin Konten Ala CFW, Camat di Payakumbuh Dipecat
Hampir semua perajin masih berusia muda. Rata-rata mereka lulusan SMA yang belum berkesempatan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena terkendala biaya dan lainnya.
"Selain bakar yang luar biasa, saya menerima mereka karena datang ke Lavani dengan hati. Let's do it for Indonesia," tambah Peter.
Koleksi Lavani dengan segala filosofi Borobudur yang tersirat mencuri atensi Stefania Brunettiis, perwakilan sebuah firma humas fashion yang terafiliasi dengan IMG selaku penyelenggara New York Fashion Week.
Baca Juga:
Busana Pamer Aurat, MUI Kritik Makassar Fashion Week
"Lavani memiliki cerita yang kuat. Itu keunikan yang penting untuk bisa diterima di pasar internasional," kata Stefania yang akan mewakili Amero untuk memasarkan produk mereka secara global.
Setelah peluncurannya, koleksi Lavani rencananya akan dibawa ke salah satu panggung pekan mode dunia. Beberapa bulan lalu, Lavani sudah sempat muncul di sebuah peragaan di Paris sebagai pelengkap koleksi busana Purana rancangan Nonita Respati.
"Sekarang koleksinya lebih lengkap. Kita tunggu saja tampil di mana," kata Peter.[zbr]