Namun, tetap mengutamakan protokol kesehatan.
Umat yang bisa menghadiri misa adalah yang memiliki tiket masuk.
Baca Juga:
Kunjungan Menko Airlangga ke Singapura Dorong Kolaborasi Rantai Pasok, Investasi Hijau, dan UMKM
Tiket sudah dibagikan beberapa hari sebelumnya lewat ketua lingkungan dan penerimanya harus bisa menjamin dalam keadaan yang sehat.
Ia berharap dengan adanya protokol kesehatan yang ketat, perayaan Imlek bisa berlangsung meriah tanpa ada kekhawatiran penularan Covid-19.
"Kami usahakan yang terbaik, masyarakat dan umat berhak untuk merasakan kebahagiaan yang membangkitkan optimisme di tengah pandemi yang tak kunjung selesai," katanya.
Baca Juga:
The Crystal Cuckoo: Serial Misteri Baru Netflix yang Kupas Hilangnya Warga Yesques selama 30 Tahun
Dalam misa Imlek ini, bukan hanya pakaian serba merah dan ornamen oriental menghiasi lingkungan gereja, kutbah yang diberikan oleh Romo Paroki Paulus Agung Wijayanto dilakukan dengan menggunakan bahasa Tionghoa yang kemudian diterjemahkan dengan bahasa Indonesia.
Romo Agung menyampaikan kegiatan ini adalah cara bersyukur melalui perayaan Imlek ini dengan kebudayaan-kebudayaan yang ada.
Bersyukur kepada Tuhan atas limpahan tradisi dan kebudayaan Tionghoa.