Untuk show kali ini, Puput menggandeng Risa Maharani Basic dari Semarang dan Silly dari Yogyakarta untuk membuat koleksi busana baru, sementara Puput dan Zul juga bekerja sama mengadakan workshop melukis selama festival berlangsung.
Kolaborasi ini telah diorkestrasikan oleh program Kita Muda Kreatif UNESCO-Citi Foundation yang membimbing wirausaha kreatif muda sejak 2017.
Baca Juga:
Reog Ponorogo Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
Selain keterampilan bisnis dasar dan kesadaran warisan budaya, program ini juga menanamkan nilai-nilai seperti kelestarian lingkungan, kesetaraan gender, dan inklusi sosial.
Memasuki tahun keenam pelaksanaannya pada Desember 2022, program ini secara sadar mendorong kolaborasi dengan penyandang disabilitas.
"Saya terkesan bagaimana Widji bekerja keras dan menginspirasi saya dengan ide-ide kerennya," kata Bayu. Setelah kolaborasi ini, ia yakin bahwa setiap orang adalah sama dan setara meskipun kemampuan fisiknya berbeda.
Baca Juga:
Meningkatkan Inklusivitas dan Pelestarian Budaya dalam Peringatan Hari Disabilitas Internasional dan Hari Noken Sedunia
Ini hanya masalah memberi mereka dukungan yang tepat agar kreativitas dan kapasitas mereka bisa melejit. Jadi, Bayu berharap ada lebih banyak inisiatif semacam ini di masa mendatang.
Zul juga setuju bahwa Festival Kreatif Inklusif telah memperluas jaringannya dan memotivasi dirinya untuk berbuat lebih banyak. "Akses kolaborasi adalah hal yang paling kami butuhkan untuk bisnis kami," ujar Zul.
Direktur dan Kepala Corporate Affairs Citi Indonesia Puni A Anjungsari mengatakan sebagai warga korporasi yang baik, Citi berperan aktif untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan beragam.