Ia mengkhawatirkan banyak siswa miskin yang tidak diterima karena berebut memilih di SMKN Jateng Boarding, sementara SMKN semi boarding nantinya malah menyisakan banyak kuota.
Menurut dia, SMKN Jateng boarding dan semi boarding sama-sama diasramakan, tetapi kalau boarding seluruh siswa berada dan belajar dalam satu sekolah, sedangkan semi boarding ketika pembelajaran digabung dengan siswa reguler di SMK tersebut.
Baca Juga:
DPRD Kota Semarang Minta Pemerintah Tingkatkan Kesiapan Hadapi Banjir Musim Hujan
"Fasilitasnya persis seperti di SMKN Jateng, ada asrama dan makan gratis. Bedanya, tidak dibangunkan bentuk fisik sekolah penuh, tapi dititipkan di sekolah reguler. Jadi, SMKN gratis di Jateng kini ada 18 tempat dengan kuota 777 siswa," katanya.
Kuota tersebut terdiri atas 120 kursi di SMKN Jateng di Semarang, 48 kursi di SMKN Jateng di Pati, dan 96 kursi di SMKN Jateng di Purbalingga, sementara sisanya tersebar di SMKN di 15 wilayah.
Lokasi SMK semi boarding Jateng tersebar di SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Kabupaten Grobogan, SMKN 1 Jepon Kabupaten Blora, SMKN 1 Tulung Kabupaten Klaten, SMKN 1 Kedawung Kabupaten Sragen, SMKN 2 Wonogiri.
Baca Juga:
Akibat Pungli Rp160 Juta, Mantan Lurah di Semarang Dihukum 4 Tahun
Kemudian, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Kabupaten Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kabupaten Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Kabupaten Banyumas, SMKN 1 Tonjong Kabupaten Brebes, dan SMK 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]