Dulunya, Astri mengira bahwa peran dalang hanya bisa dimainkan oleh orang dewasa.
Akan tetapi pertemuannya dengan salah satu dalang cilik saat itu membuatnya menyadari bahwa dalang tidak hanya bisa dimainkan oleh orang dewasa.
Baca Juga:
PEA Bangun Masjid dan Rumah Sakit Jantung di Indonesia, Kerja Sama Kian Erat
“Waktu itu memang sudah suka wayang, tapi enggak kepikiran kalau ada dalang cilik. Bahkan dalang cilik yang waktu itu saya temui itu masih kelas II SMP. Dari situ saya semakin mantap buat belajar dan cari info les pedalangan,” ungkapnya.
Guru pertamanya tatkala itu adalah Ki Parjaya.
Kala itu ia belajar seni pedalangan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Seni dan Budaya.
Baca Juga:
Menkomdigi Ajak Masyarakat Renungkan Makna Sejati Proklamasi di HUT ke-80 RI
Di sana, rupanya banyak juga anak-anak yang belajar mendalang.
Meski nyatanya yang perempuan hanya dia seorang.
Selama belajar mendalang, Astri sadar bahwa eksistensi dalang perempuan di Yogyakarta masih rendah.