Jateng.WahanaNews.co, Solo - Bank Indonesia (BI) menukar sebagian uang milik Hasanudin (63) yang rusak akibat tragedi kebakaran di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Surakarta Dwiyanto Cahyo Sumirat di Solo, Jawa Tengah, Senin (10/5/2024) mengatakan terkait dengan kejadian kebakaran tersebut, BI berupaya ikut membantu dengan mengunjungi korban untuk mengidentifikasi uang rusak akibat terbakar.
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
"Ini sebagai upaya membantu secara psikologis korban kebakaran bahwa uang terbakar masih ada yang dapat ditukar dengan uang layak edar," katanya.
Ia mengatakan dari hasil identifikasi oleh pegawai Bank Indonesia Solo didapatkan bahwa uang terbakar yang dapat dilakukan penggantian sebesar Rp2.911.000.
"Pak Hasan memperkirakan uang yang tersimpan sekitar Rp5 juta. Selebihnya sisa uang terbakar tidak dapat dilakukan penggantian karena tidak dapat teridentifikasi, sudah menjadi abu dalam potongan kecil-kecil," katanya.
Baca Juga:
Bank Indonesia Kaltim: Pembangunan IKN Berdampak Positif pada Perekonomian Daerah
Ia mengatakan identifikasi uang terbakar dapat dilakukan oleh BI Solo secara cepat dan mudah karena uang tersimpan dalam kondisi rapi.
Menurut dia, beberapa persyaratan penggantian uang rusak yang dapat dilakukan oleh BI, di antaranya fisik uang rupiah kertas masih terlihat lebih dari 2/3 ukuran aslinya, ciri uang rupiah dapat dikenali keasliannya, uang rupiah kertas rusak atau cacat masih merupakan satu kesatuan dengan atau tanpa nomor seri yang lengkap.
"Selain itu, uang rupiah kertas yang rusak atau cacat tidak merupakan satu kesatuan dan kedua nomor seri pada uang rupiah kertas rusak tersebut lengkap dan sama," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Hasanudin mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh BI. Ia mengatakan sebetulnya total uang miliknya yang terbakar ada Rp25 juta, namun tidak sepenuhnya masih bisa diidentifikasi.
"Sebetulnya di lemari ada Rp10 juta, di kardus ada Rp10 juta, Rp5 juta ada di kotak kayu. Waktu kejadian itu mau ambil nggak sempat," katanya.
Menurut dia, uang miliknya dan milik anaknya Muhammad Apriyanto tersebut dikumpulkan sejak lima tahun lalu dari hasil berjualan angkringan.
Ia mengaku berusaha mengikhlaskan uang terbakar yang tidak dapat diidentifikasi tersebut.
"Yang masih bisa didapat ini alhamdulillah, disyukuri. Yang sudah kebakar ya gimana ya, ikhlasin lah," katanya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]