WahanaNews-Solo | Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo menyebut periode kemarau namun masih hujan membuat harga cabai jenis rawit melambung tinggi di pasaran. Bahkan di tingkat grosir harganya masih Rp95.000/kg.
Kepala Disdag Solo, Heru Sunardi, menjelaskan periode kemarau tapi masih terjadi hujan membuat banyak petani yang gagal tanam serta cabai yang belum pangan lalu busuk.
Baca Juga:
Solo Siapkan Strategi Baru jadi Kota Metropolitan
“Namun kesimpulan akhir walaupun harga mahal, stoknya masih tersedia,” katanya kepada wartawan di Balai Kota Solo, Selasa (14/6/2022). Heru mengatakan harga grosir cabai rawit mencapai Rp95.000 per kilogram di Kota Solo. Sedangkan harga eceran bisa lebih dari itu.
Dia mengatakan stok cabai termasuk jenis rawit yang masuk ke Solo dipasok dari berbagai daerah, antara lain Blora, Jember, dan Mojokerto. Harga cabai terus merangkak naik beberapa hari terakhir.
“Biasanya harga seperti itu sampai musim tanam cabai berikutnya,” ungkapnya.
Baca Juga:
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep Targetkan Kemenangan di Pilkada Surakarta 2024
Ditanya kemungkinan mendatangkan stok cabai dari daerah lainnya untuk menstabilkan harga, Heru mengatakan kerja sama daerah merupakan kewenangan Tim Pengendalian Inflasi Daerah.
Sebelumnya, pedagang sayur di pasar tradisional di Kota Solo menaikkan harga cabai mencapai Rp100.000 per kilogram. Kenaikan harga cabai yang sangat tinggi diduga akibat penyakit antraknosa atau patek.
Pedagang sayur di Pasar Sidodadi, Kleco, Solo, Bariah, 62, mengatakan harga cabai jenis rawit, Rp100.000 per kg.