WahanaNews-Solo | Rumah Sakit Mata, yang berada di Jl. Adisucipto No. 169 Solo tersebut terus berupaya memberikan layanan prima untuk masyarakat.
Didukung dengan peralatan memadai dan SDM unggul, rumah sakit tersebut siap memberikan pelayanan, bahkan saat hari libur sekalipun.
Baca Juga:
Kotoran Hewan Bisa Jadi Obat Diabetes
Dokter spesialis mata Rumah Sakit Mata Solo, Amania Fairuzia, mengatakan Rumah Sakit Mata Solo memiliki komitmen memberikan layanan terbaik kepada pasien.
Bahkan saat hari libur, rumah sakit tersebut selalu siap melayani dengan dokter spesialis mata yang ada.
“Setiap hari dokter spesialis mata kami siap. Saat hari libur pun, ada dokter spesialis yang secara bergantian datang, sesuai jadwal yang ada,” kata dia, Jumat (20/5/2022).
Baca Juga:
Berat Badan Gak Naik, Waspadai Salah Satu Gejala Anak Idap Diabetes
Dia juga mengatakan ada beberapa layanan unggulan yang dimiliki Rumah Sakit Mata Solo.
Di antaranya ada layanan katarak, glaukoma dan retina. Penanganan pada kasus katarak bisa dilakukan dengan operasi katarak menggunakan teknik fakoemulsifikasi dengan berbagai macam tipe lensa tanamnya.
Untuk layanan retina dilakukan dengan bedah vitrektomi atau metode laser. Sedangkan layanan penanganan pada penderita glaukoma, dapat dilakukan dengan beragam laser, bedah, hingga implan glaukoma.
Bagi masyarakat yang belum tahu tentang gangguan-gangguan mata yang disebutkan tersebut, dr. Amania menjelaskan, pada penderita katarak biasanya akan memiliki pandangan yang buram atau silau.
Jadi ketika merasa pandangannya buram, bisa langsung datang ke Rumah Sakit Mata untuk melakukan konsultasi atau pemeriksaan.
Sedangkan gangguan retina terbanyak biasanya muncul karena dampak dari diabetes.
“Biasanya karena DM (diabetes melitus), jadi semua penderita DM bisa cek retina, nanti lanjutannya tergantung ada tidaknya kelainan di matanya. Tindakannya juga tergantung kondisinya,” kata dia.
Untuk gejala gangguan retina biasanya juga mengalami pandangan yang buram. Sedangkan untuk gangguan pada penderita glaukoma biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun atau orang dengan riwayat keluarga menderita glaukoma.
“Setiap individu di atas 40 tahun cek saja meski hanya sekali".
Semua dengan riwayat keluarga positif, juga cek saja. Selain itu semua dengan kelainan kaca mata plus atau minus tinggi, cek saja. Keluhan penderita glaukoma biasanya juga mengalami penglihatan yang buram, bisa sakit bisa tidak, bahkan tanpa gejala juga bisa.
“Kalau dengan sakit ada nyeri, mual, muntah, kemudian ada nyeri di mata,” kata dia.
Dalam melakukan penanganan, Rumah Sakit Mata Solo juga sudah didukung dengan peralatan memadai yang mungkin belum banyak tersedia di rumah sakit lain di Soloraya.
Di antaranya ada spekular mikroskop untuk persiapan penunjang sebelum dilakukan tindakan bedah intraokular.
Fungsi alat ini adalah untuk menghitung jumlah sel endotel kornea.
“Tujuan menghitung sel itu, kita mau tahu nanti setelah operasi itu kita tekor atau tidak. Kalau sel-selnya sudah jelek, nilainya berkurang, bisa diramalkan setelah operasi pasien ini akan buram. Jadi kita bisa sampaikan ke pasien kemungkinannya,” jelas dia.
Selanjutnya ada Optical Coherence Tomography atau sering disebut OCT. Alat ini fungsinya semacam CT scan namun khusus untuk mata. Alat tersebut bisa digunakan untuk mengetahui kelainan retina dan kelainan yang disebabkan oleh glaukoma.[zbr]