"Tadi hanya sepasang gunungan, yang menunjukkan hidup ini tidak bisa lepas laki-laki-laki dan perempuan," kata dia.
Gunungan jaler, lanjut Muhtarom, berisi hasil bumi dan buah-buahan mentah. Artinya, seorang suami harus mampu menafkahi keluarga.
Baca Juga:
Tanda Kepedulian Penghulu Bagan Safta Permai kepada Masyarakat
Sementara gunungan estri berisi makanan siap saji, menggambarkan seorang istri harus bisa mengatur rezeki dari suami untuk kebutuhan keluarga.
Menurut Muhtarom, gunungan itu semestinya dibagikan secara rata kepada seluruh masyarakat yang hadir.
"Tapi dalam kondisi seperti ini tidak bisa. Itu niat baik orang, semoga yang memperingati Maulid ini bisa mendapatkan keberkahan," ujarnya.
Baca Juga:
Gubernur Jambi Buka Rakerda APDESI Provinsi Jambi 2024 Tekankan Pentingnya Sinergi untuk Mendukung Pembangunan Desa
Pengageng Parentah Keraton Surakarta, KGPH Dipokusumo menambahkan, Grebeg Maulid sebagai tanda syukur Raja dan abdi dalem Keraton Kasunanan Solo kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Acara ini juga untuk mengenang kembali ajaran wali songo saat menyebarkan agama islam, dan memperingati maulid nabi.
"Intinya keraton sebagai pewaris Mataram Islam memperingati hari besar islam seperti Maulid Nabi. Dan, ini dalam rangka syiar Islam seperti yang diajarkan Wali Songo,"jelasnya.[zbr]