"Rencana penerapan PPKM level 3 di seluruh Indonesia pada saat Natal dan tahun Baru 2022 ini agar dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat dan sampaikan mengenai perkembangan kasus-kasus kenaikan di Eropa. Ini penting sekali sebagai 'background' dari keputusan yang akan kita ambil," papar Jokowi.
Jokowi beralasan, ada beberapa pihak yang menolak pemberlakuan PPKM level 3 pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022, karena menginginkan situasi kembali normal.
Baca Juga:
Pemkab Garut Hentikan Kerjasama Pembuangan Sampah Kota Bandung ke TPA Pasir Bajing
"Tapi kita harus ingat, bahwa apapun, utamanya pariwisata di Bali memang terdampak paling dalam. Tapi perlu dijelaskan, bahwa apabila situasi tidak terkendali justru akan memukul balik ekonomi dan pariwisata kita, apalagi sekali lagi kita akan menjadi tuan rumah 150 meeting yang ada di G20. Oleh sebab itu, saya minta intervensi di lapangan benar-benar terus dilakukan satgas terhadap event-event yang ada," sebut Jokowi.
Jokowi meminta agar para menteri juga menyampaikan kepada para kepala daerah untuk menyeimbangkan gas dan rem sehingga dapat mempertahankan momentum perekonomian untuk tumbuh positif.
"Kita tahu di kuartal II tumbuh 7,07 persen, di kuartal III tumbuh 3,51 persen, dan kita harapkan di kuartal IV ini lebih baik dari kuartal yang ketiga," tambah Jokowi.
Baca Juga:
Maruli Siahaan Hadiri Dua Acara Koleganya di Medan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun diminta secara khusus untuk melakukan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan kesiapan rumah sakit apabila terjadi lonjakan pasien sakit selama akhir Desember 2021 dan awal Januari 2022.
"Terakhir, vaksinasi agar target yang kita berikan 70 persen pada akhir tahun betul-betul tercapai. Saya minta proaktif jemput bola, datangi masyarakat, dan saya minta 'backup' dari TNI/Polri, terutama untuk yang lansia betul-betul dilakukan," ujar Jokowi.
Jokowi lantas memberi contoh metode vaksinasi dari pintu ke pintu (door-to-door) yang dilakukan BIN sudah dilakukan dengan baik.