WahanaNews-Jateng | PT PLN (Persero) melakukan renegosiasi Commercial Operation Date (COD) Independent Power Procedure (IPP) pada tahun 2021 sebagai upaya menjaga tingkat pasokan listrik dikarenakan pandemi Covid-19 berimbas pada penurunan beban listrik PLN.
Diah Ayu Permatasari, Executive Vice President (EVP) Komunikasi dan CSR PLN mengatakan, perihal renegosiasi penyelesaian kelebihan pasokan ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk mengefisienkan biaya operasi dan investasi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Untuk kondisi saat ini PLTU Batang, PLTGU Jawa 1, PLTU Tanjung Jati B masih dalam tahapan konstruksi dan diproyeksikan akan mencapai COD di tahun 2022-2023” jelasnya.
Diah menjelaskan bahwa di tengah tantangan oversupply yang dihadapi perusahaan, PLN terus berinovasi dan melihatnya sebagai sebuah peluang untuk dapat melayani masyarakat sebaik-baiknya dengan layanan kelistrikannya yang andal dan prima.
Dia mengungkapkan transformasi PLN berhasil meningkatkan penjualan tenaga listrik tahun 2021 sebesar 5,08% dibandingkan tahun sebelumnya meskipun Indonesia terdampak pandemi luar biasa yang mengakibatkan ekonomi melambat.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Pertumbuhan listrik yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69% diklaim sebagai bukti keberhasilan inovasi dan efisiensi, sehingga penjualan listrik meningkat sebesar Rp 13,96 triliun menjadi Rp 288,86 triliun.
“PLN terus berinovasi dalam melakukan Program intensifikasi dan ekstensifikasi penjualan, antara lain meluncurkan program sambung baru, promo tambah daya bagi pelanggan, akuisisi captive power, menawarkan industri untuk beralih ke listrik andal dan tanpa kedip yang lebih efisien,” ujarnya.
Sambil jalan, pihaknya juga mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, menyediakan penjualan energi bersih melalui Renewable Energy Certificate (REC), sampai dengan program electrifying agriculture and marine yang menyasar pasar baru dalam meningkatkan produktivitas petani dan nelayan.
Sebelumnya, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) Jawa 4 (Tanjung Jati B unit 5 & 6) di Jepara Jawa Tengah, sudah mencapai 99% dan diproyeksikan dapat COD di awal tahun 2022.
Namun, saat dihubungi Kontan.co.id beberapa waktu lalu, Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk (UNTR), Sara K Loebis menyatakan sementara ini pihaknya belum memiliki informasi terbaru perihal rencana COD.
“Kita tunggu perkembangannya,” ujarnya.
Adapun untuk prospek pembangkit listrik di tahun yang akan datang, UNTR membidik potensi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT).
Mengenai PLTGU Jawa 1 yang berlokasi di Cilamaya, Jawa Barat, dengan kapasitas 1.760 MW, saat ini perkembangan konstruksi pembangkit sudah mencapai sekitar 97%.
Pada Februari 2022 yang lalu, Pertamina New Renewable Energy (NRE) telah melaksanakan penyalaan perdana unit 1 PLTGU Jawa 1. Adapun saat ini Pertamina masih melanjutkan proses comissioning dan serangkaian tes hingga pembangkit berbahan bakar gas terbesar di Asia Tenggara ini dapat commercial operation date (COD).
Sekretaris Perusahaan PT Jawa Satu Power (JSP), Rangga Irzad Harnindya mengatakan, saat ini proses yang sedang berjalan adalah melanjutkan proses commissioning dan pelaksanaan beberapa tes yang masih harus dilakukan.
“Untuk proses COD-nya kami masih berusaha untuk menyelesaikan seluruh proses commissioning dan tes yang masih harus dilakukan. Jadi kami belum bisa memberikan kapan pastinya,” jelasnya.
Namun, lanjut Rangga, semua pihak saat ini sedang berusaha melakukan yang terbaik agar COD bisa diraih secepatnya.
Sedangkan, COD PLTU Batang milik PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan kapasitas 2x1.000 MW yang sebelumnya ditargetkan beroperasi di awal tahun ini jadi mundur ke akhir tahun 2022. Penundaan ini dilakukan setelah adanya koordinasi antara ADRO dengan PLN.[zbr]