Sebelumnya pada 2010, kepala balita juga sempat terjepit di lubang stupa Candi Borobudur yang lain. Akibatnya, petugas Balai Konservasi Borobudur harus mengeluarkan pelan-pelan kepala sang balita selama setengah jam.
Objek Sakral
Pihak Balai Konservasi Borobudur juga mengingatkan bahwa Candi Borobudur merupakan simbol religius umat Buddha yang wajib dihargai sebagai bentuk toleransi umat beragama.
Baca Juga:
43 Bhikkhu Thudong dari Thailand, Malaysia, Singapore Tiba di Candi Borobudur untuk Rayakan Tri Suci Waisak
"Candi Borobudur adalah objek pemujaan atau simbol religius umat Buddha. Pantaskah kita menaikkan kaki kita ke simbol religius ini? Tentu tidak, karena ini adalah objek yang disakralkan teman-teman kita yang umat Buddha. Sudah seharusnya kita menghargainya, kembali pada toleransi umat beragama yang merupakan identitas kita," kata Balai Konservasi Borobudur.[zbr]