“Indonesia Bertutur 2022 bertujuan untuk menawarkan keterbukaan cara berpikir dan bertindak, sekaligus mengutamakan pencapaian tujuan penciptaan karya seni yang ditujukan untuk kemaslahatan kehidupan masyarakat,” kata Melati Suryodarmo Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022.
Dengan waktu tersisa kurang dari satu pekan, persiapan Indonesia Bertutur 2022 sudah memasuki tahap akhir. Ahmad Mahendra Direktur Perfilman, Musik, dan Media (PMM) menjanjikan festival ini akan memberikan pengalaman yang berbeda bagi para penampil dan juga pengunjung.
Baca Juga:
Sambut Waisak 2024, 40 Bhikku Thudong dari TMII Menuju Borobudur
“Saya berharap Indonesia Bertutur bisa menjadi sumber edukasi, inspirasi dan pengalaman baru bagi masyarakat khususnya generasi muda untuk melihat bagaimana teknologi dan budaya tidak terpisahkan dan seharusnya berjalan beriringan dalam banyak ragam eksplorasi agar bisa tetap relevan dalam cara penyampaian sesuai perkembangan zaman,” tutur Direktur PMM.
Digelarnya Indonesia Bertutur bisa menjadi sumber edukasi, pengalaman dan inspirasi bagi masyarakat khususnya generasi muda untuk ikut melestarikan warisan seni dan budaya Indonesia.
Pengunjung diharapkan mendapatkan berbagai pengalaman menarik di Indonesia Bertutur tanpa dipungut biaya.
Baca Juga:
Anggota Komisi VI DPR RI: Tol Yogyakarta-Bawen Solusi Kemacetan Saat Liburan
Melati mengatakan Indonesia Bertutur 2022 bertepatan dengan Presidensi Indonesia G20 sehingga festival ini menjadi mata acara kegiatan G20 bidang kebudayaan.
Mengusung tema “Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan”.
Festival Indonesia Bertutur 2022 akan menampilkan 20 cagar budaya sebagai materi yang dipilih para pelaku budaya dalam karya mereka. Cagar budaya tersebut adalah Sangiran, Liang Bua, Leang-Leang, Gugus Misool (Raja Ampat), Sangkulirang, Lore Lindu, Kutai Kartanegara, Tarumanegara, Kompleks Candi Dieng, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Prambanan, Candi Gunung Kawi, Muara Takus, Muaro Jambi, Candi Jago, Candi Singosari, Trowulan, dan Candi Bahal.