"Kenapa saya berpikir harus ada kaos yang betul betul premium 2,5 juta ini karena pangsa pasar ke depan itu tamu yang highclass itu memang perlu. Sekarang ada tamu (hotel) Amanjiwo nginap seharga 50 juta semalam aja dia ngga keberatan, ambil kamar yang VIP. Ini yang saya bidik," terang Betty.
Namun, Jaran Kore juga menyiapkan juga oleh-oleh kaos mulai dari harga 25 ribu dan 50 ribu rupiah agar bisa menjangkau semua segmen.
Baca Juga:
Peringatan Hari Lahan Basah: 1.500 Bibit Mangrove Ditanam di Bunaken
"Jadi untuk semua segmen ada, kalau mampir ke Jaran Kore," imbuh perempuan kelahiran 26 tahun ini.
Betty menceritakan awal kisah dia merintis usaha kaos Jaran Kore. Sebelumnya, keluarganya menjalankan bisnis toko besi, namun sempat collapse karena kehilangan aset dan uang senilai 2,4 miliar rupiah. Setelah kejadian itu, keluarganya masih melanjutkan bisnis toko besi tersebut.
"Habis itu toko besi saya lanjutin (tapi) saya lihat toko besi di Borobudur kok banyak sekali, (ada) 33 toko besi. Nah dari itu saya melihat, ini aja lah (bikin) kaos print oleh-oleh premium gitu. Borobudur belum ada. Toko besi saya tutup, lalu saya buat ini, Jaran Kore," jelasnya singkat.
Baca Juga:
PUPR Lanjutkan Penataan KSPN Borobudur Tahap 2 di Jawa Tengah
Jaran Kore mulai eksis pada 2019 awal dan membuka gerai pertama kali di Kavling Jayan Borobudur. Namun kini semua sudah pindah ke Dusun Bumisegoro Borobudur. Jaran Kore sendiri berasal dari filosofi kuda yang liar, masih bebas berkeliaran dan tidak ada yang memelihara.
"Nah bebas itu artinya saya bebas dan liar dalam mengekspresikan desain-desain saya ke kaos ini. Ide saya tanpa batas," urainya.
Selain menggunakan bahan katun yang berkelas, motif yang ada di kaos Jaran Kore juga eksklusif.