Untuk menghindari complain dari Balai Konservasi Borobudur, mereka secara resmi mengajukan izin ke Ditjen Kebudayaan pada Kemendikbud RI untuk motif-motif yang akan didesain di kaos Jaran Kore.
"Izinnya saya mau masukkan (desain) ke kaos untuk saya bisnis, saya jual. Fotonya saya naik candi (Borobudur) ngajak tukang potret yang profesional, tak bayar (saya bayar), tak anter (saya antar), saya (juga) diantar dari Balai Konservasi (Borobudur), diantar, dikawal, saya ambil potret beberapa, setelah itu hasilnya diminta cuma 9 thok (9 desain saja) harus dikirim ke sana (Ditjen Kebudayaan)," kata perempuan asli Dusun Brongsongan Borobudur ini.
Baca Juga:
Peringatan Hari Lahan Basah: 1.500 Bibit Mangrove Ditanam di Bunaken
Konsep desain kaosnya berkisar seputar Borobudur sebagai kawasan destinasi super prioritas, diantaranya stupa candi Borobudur, hingga gerbang menuju Kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Borobudur, seperti gerbang singa dan gerbang gajah. Bahan kaosnya menggunakan katun yang berkelas premium.
"Mengikuti harga, kalau harga semakin mahal ya kita cari bahan semakin bagus. Kaos yang 2,5 juta nanti kita cari yang bagus. Bahannya katun tapi ada kelas-kelasnya," pungkasnya.[zbr]