Theodoor (Theo) van Erp lahir di Pulau Ambon pada 26 Maret 1874. Dia anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan Willem Vitus van Erp dan Anna Susanna Elizabeth van Swieten. Ayah Theo menjabat mayor angkatan darat Hindia Belanda.
Sejak usia 4 tahun, Theo dikirim ke Belanda naik kapal layar selama 144 hari. Di Belanda, Theo tinggal bersama keluarga angkat. Pada usia 18 tahun, Theo masuk Akademi Militer Kerajaan Belanda (KMA).
Baca Juga:
Kemlu RI Tegaskan Israel Wajib Mematuhi Keputusan Mahkamah Internasional
Empat tahun kemudian, 1896, ia dikirim sebagai letnan dua muda Korps Teknik Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) ke Hindia Belanda.
Theo sempat ditempatkan di Perang Aceh. Dia juga terlibat dalam pembangunan benteng di Cilacap, Jawa Tengah hingga merancang masjid di Medan. Setelah naik pangkat jadi letnan satu, Theo dipindahkan ke Magelang, kota garnisun militer penting di Jawa Tengah.
Restorasi Borobudur
Baca Juga:
Kompolnas Kunjungi Belanda, Pastikan Pemilu di Den Haag Berjalan Aman dan Damai
Pada 1899, L Serrurier membuat laporan tentang kondisi beberapa monumen penting di Jawa Tengah. Laporan itu ditindaklanjuti pejabat tinggi Hindia Belanda, salah satunya dengan mengunjungi Borobudur.
Pada tahun 1900, dibentuklah Komisi Borobudur. Komisi itu terdiri dari tiga orang, salah satunya Theo van Erp yang berusia 26 tahun. Selain posisinya di Korps Teknik, Theo punya minat dan kecintaan terhadap peninggalan sejarah di sekitar Magelang.
Persiapan restorasi itu membutuhkan waktu cukup lama. Sehingga pada periode 1902-1903, Theo van Erp menggarap Candi Siwa di kompleks Prambanan dan candi induk di kompleks Candi Sewu.