Restorasi Borobudur tahap pertama baru dimulai pada 1907, dan dilanjutkan pada 1910-1911 untuk tahap kedua. Pada 1911, Theo yang berusia 37 menjadi Mayor Korps Insinyur.
Pensiun usai PD I
Baca Juga:
Kemlu RI Tegaskan Israel Wajib Mematuhi Keputusan Mahkamah Internasional
Pada Agustus 1914, Perang Dunia I pecah. Theo diangkat sebagai komandan kota berbenteng Hellevoetsluis di Provinsi Belanda Selatan. Pada akhir Perang Dunia I, Theo Van Erp memilih pensiun.
Dia mendedikasikan masa pensiunnya untuk menerbitkan karya-karya dari hasil kerjanya di Jawa.
Pada 1931, Theo menerbitkan mahakarya berupa monografi arsitektur yang terdiri dari sekitar 500 halaman teks dengan deskripsi arkeologi tambahan dari Prof Krom. Theo juga aktif menulis artikel dan publikasi tentang seni Jawa kuno serta monumennya.
Baca Juga:
Kompolnas Kunjungi Belanda, Pastikan Pemilu di Den Haag Berjalan Aman dan Damai
Pada 3 Maret 1945, di pengujung Perang Dunia II, Theo van Erp mendapat pukulan keras. Angkatan Udara Kerajaan Inggris disebut keliru mengebom permukiman Bezuidenhout Quarter di Den Haag, Belanda, tempat Van Erp tinggal.
Dia kehilangan rumahnya dan hampir semua harta miliknya, termasuk semua materi ilmiahnya tentang seni Jawa kuno dan Borobudur seperti buku, manuskrip, foto, dan benda-benda. Beruntung dia dan istrinya bisa selamat.
Pindah ke Desa Seniman