Edy juga menyampaikan pihaknya sedang menyusun standard operating procedure (SOP) bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar ke depan memiliki panduan yang sama.
Dalam usulan tersebut, pengelola candi menyampaikan bahwa dengan semangat konservasi, wisatawan sedapat mungkin diupayakan untuk bisa menikmati kemegahan Borobudur tanpa harus naik ke struktur bangunan.
Baca Juga:
Walikota Jakarta Pusat Dorong Batik Pakaian Santai
Ia juga mengungkapkan pihaknya telah mengajukan usulan tiga pihak yang bisa mendapatkan izin menaiki bangunan Candi Borobudur. Antara lain para pejabat atau kepala negara lain yang berkunjung untuk kepentingan diplomasi, pemuka agama untuk upacara keagamaan, dan peneliti untuk kepentingan sains.
“Ada pihak yang memang harus difasilitasi untuk kepentingan tertentu yang diberikan akses untuk naik ke struktur candi yaitu, tamu kenegaraan, tokoh agama, serta pihak-pihak yang memiliki tujuan riset dan edukasi,” jelasnya.
“Ketika pemerintah ingin menjadikan Borobudur sebagai Super Prioritas, tentunya yang diharapkan adalah pertumbuhan kawasan secara keseluruhan, agar Borobudur menjadi percontohan wisata di daerah Jogja, Solo, Semarang (Joglosemar),” pungkasnya.
Baca Juga:
BRIN Ajak Peneliti Global Riset Kesehatan Tanah di ICC MAB Maroko
Penilaian Unesco Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan menambahkan upaya yang telah dilakukan pengelola Candi Borobudur bertujuan meminimalisasi jumlah orang yang naik ke struktur bangunan candi.
Selain untuk konservasi bangunan Candi, upaya itu diharapkan bisa berpengaruh terhadap penilaian oleh Unesco (Badan PBB yang membidangi sektor pendidikan dan kebudayaan) terhadap warisan budaya dunia tersebut. “Setiap membangun di kawasan warisan budaya dunia ada namanya HIA, heritage impact assessment, yang diajukan oleh pemerintah melalui Kemendikbudristek ke UNESCO.
Nanti setelah itu mereka memberikan monitoring terhadap apa yang dilakukan pemerintah, sesuai atau tidak. Mereka memberikan catatan-catatan. Mudah-mudahan saat Unesco memberikan penilaian (terhadap Candi Borobudur), itu bisa memberikan nilai positif,” jelasnya.