"Memang suasana lagi pandemi dan pelaksanaan Melasti berlangsung sederhana dan hanya perwakilan yang datang ke Tuk Mas ini," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Magelang I Gede Suarti.
Bahkan, rangkaian kegiatan sebelum pelaksanaan catur brata penyepian, dilakukan beberapa hari, namun kali ini kegiatan dipersingkat menjadi satu hari.
Baca Juga:
Mahkamah Konstitusi Terima 206 Permohonan Sengketa Pilkada Kabupaten hingga Provinsi
Sebelum pandemi, upacara Melasti dilakukan beberapa hari sebelum Nyepi, tetapi kali ini dilakukan sehari sebelum Nyepi kemudian dilanjutkan dengan mecaru dan putar ogoh-ogoh di Pura Wirabuana, kompleks Akademi Militer Magelang.
I Gede Suarti menjelaskan pengambilan air suci ini merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944/Tahun 2022 umat Hindu Magelang.
Pengambilan air suci ini untuk menyucikan buana agung dan buana alit. Buana agung adalah alam semesta ini supaya terhindar dari mala petaka juga segala kotoran yang berada di alam semesta ini dari gangguan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga:
ASDP Gandeng Bank Indonesia Perkuat Distribusi Uang Rupiah hingga ke Pelosok Negeri
Buana alit adalah menyucikan diri, yaitu bersih dari perilaku, perkataan, perbuatan, dan pikiran yang kotor.
"Melalui pengambilan air suci ini selain untuk menyejukkan diri juga untuk kesejahteraan umat yang ada di Magelang," katanya.
Ia menyampaikan pengambilan air suci dilakukan di Sumber Mata Air Tuk Mas karena mata air yang sudah berusia tua, kebetulan di tempat itu terdapat Prasasti Tuk Mas yang merupakan prasasti tertua di Jawa Tengah, sekitar abad VI-VII.