"Karena ini tahap satu, ya, ibaratnya logistik yang enggak bernyawa istilah kami. Kalau surat suara itu bernyawa, itu penting nanti penjagaannya lebih ketat, petugas logistik pergudangan itu akan diperiksa enggak boleh bawa benda tajam dan sebagainya," kata dia.
Sementara itu, Arif Budianto, salah satu pekerja perakit kotak suara, mengaku ikut kegiatan merangkai kotak suara pilkada karena terdorong kebutuhan hidup sehari-hari.
Baca Juga:
KPU Bojonegoro Siap Distribusikan Logistik Pilkada 2024 Bersama PT Pos Indonesia
Kebetulan, warga Rejosari, Semarang Timur, itu telah keluar dari pekerjaannya di perusahaan ekspedisi dan saat ini memilih berwirausaha.
"Kebetulan lagi off, enggak kerja. Ya, sambil ngisi kekosongan sekalian dapat cuan," kata pria yang juga ikut merakit kotak suara pada Pemilihan Umum 2024.
Para perakit kotak suara itu terbagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan lima orang per kelompok. Sejauh ini, kata dia, perakitan kotak suara berjalan lancar.
Baca Juga:
KPU Kabupaten Tangerang Utamakan Wilayah Pemilih Terbanyak dalam Pendistribusian Logistik Pilkada 2024
"Alhamdulillah belum ada kendala. Ini karena sebelumnya sudah pernah ngerakit pada pilpres kemarin. Untuk hitungannya, per karton Rp2.000,00," katanya.
Sebelumnya, KPU Kota Semarang telah menerima kebutuhan logistik pilkada berupa kota suara dalam dua tahap, yakni tahap pertama sebanyak 2.500 kotak dan tahap kedua 2.248 kotak. Kotak suara yang datang masih berupa lembaran sehingga perlu dirakit.
Untuk logistik berupa kotak suara, sudah lengkap sebanyak 4.748 kotak suara. Di samping itu, beberapa logistik juga sudah lengkap, antara lain, bilik suara 9.432 buah, kabel ties 28.296 buah, dan tinta 4.716 botol.