Ia juga mengajak kalangan perusahaan agar mengarahkan program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR-nya untuk mendukung pengembangan sektor pertanian.
"Kami juga akan mengeluarkan peraturan wali kota yang saat ini sedang dikaji untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak petani sehingga bapak-ibunya ini bisa lebih konsentrasi menghasilkan produk-produk pertanian," katanya.
Baca Juga:
DPRD Kota Semarang Minta Pemerintah Tingkatkan Kesiapan Hadapi Banjir Musim Hujan
Sementara itu, Wakil Kepala BRIN Amarullah Octavian menyampaikan bahwa "smart farming" yang saat ini baru dimulai dari sistem pengairan ke depannya juga akan diterapkan pada aspek lainnya.
Penerapan pertanian dengan teknologi canggih, kata dia, dapat menjadi daya tarik untuk meningkatkan minat generasi muda agar mau berkecimpung di sektor pertanian sehingga terjadi regenerasi petani.
"Ya hasil riset sekarang kami coba untuk diterapkan di kerja sama dengan Pemkot Semarang. Jadi, misalnya tadi lahan satu ha, nanti bisa kita coba untuk tingkatkan bisa setara dengan 5 ha, 10 ha. Yang penting itu bagaimana teknologi yang diterapkan," katanya.
Baca Juga:
Akibat Pungli Rp160 Juta, Mantan Lurah di Semarang Dihukum 4 Tahun
Sebelumnya, Pemkot Semarang berkolaborasi dengan BRIN juga telah sukses membudidayakan padi biosalin, yakni varietas padi yang tahan rob hingga panen.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]