Jateng.WahanaNews.co, Semarang - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa daerah Salatiga hingga Semarang adalah titik krusial yang harus diantisipasi dalam menghadapi arus balik Lebaran 2024.
“Terkait arus balik Lebaran 2024, jika melihat dari pengalaman tahun lalu, titik paling krusial adalah di daerah Salatiga sampai ke Semarang, yang notabene merupakan lokasi pertemuan para pemudik dari arah Jawa Tengah, Yogyakarta, serta Jawa Timur,” kata Budi di Cikampek, Kamis (11/4/2024).
Baca Juga:
DPRD Kota Semarang Minta Pemerintah Tingkatkan Kesiapan Hadapi Banjir Musim Hujan
Budi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, menyampaikan hal tersebut saat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan peninjauan sekaligus rapat koordinasi kesiapan pelaksanaan operasional arus balik Lebaran 2024 di Kantor Jasa Marga KM 70, Cikampek, Jawa Barat.
Dia mengimbau seluruh pihak agar mempersiapkan arus balik dengan baik, terutama di periode puncak yang diprediksi pada 13 dan 14 April 2024.
“Oleh karenanya, untuk baliknya seperti Presiden (Joko Widodo) waktu itu anjurkan, kembalinya lebih awal. Kalau bisa besok atau lusa, Sabtu (13 April) Karena Minggu dan Senin pasti ada kenaikan yang besar,” ungkap Budi.
Baca Juga:
Akibat Pungli Rp160 Juta, Mantan Lurah di Semarang Dihukum 4 Tahun
Dalam rapat koordinasi yang dilakukan, sejumlah pemangku kepentingan seperti Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Kepolisian, Jasa Marga, Jasa Raharja, dan ASDP memaparkan rencana operasional dan langkah-langkah yang telah disusun guna kelancaran arus balik Lebaran yang puncaknya diperkirakan akan terjadi pada 13-14 April 2024.
Menhub mengapresiasi semua pemangku kepentingan yang sudah berkoordinasi dan berkolaborasi dalam menyukseskan arus mudik Lebaran 2024, di mana salah satu indikatornya adalah kecepatan waktu tempuh.
Lebih lanjut, Budi juga meminta truk tiga sumbu atau lebih agar tidak beroperasi selama arus balik Lebaran berlangsung, sebab dapat menghambat pergerakan pemudik, khususnya di Pelabuhan Merak dan Ciwandan.