Tidak Bersekolah
“Tentunya kita lihat terlebih dahulu apa yang mendasari dia tidak bersekolah atau dia memang tidak mau bersekolah. Sekarang banyak juga anak seusia SMP yang memang tidak mau bersekolah. Atau bisa juga karena orang tuanya yang tidak mengizinkan si anak sekolah dengan alasan membantu orang tuanya mencari uang,” katanya.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
Purwanti menambahkan selain dari si anak yang kini bekerja cari rongsok di Pasar Klewer, Solo, keluarga pun harus diperhatikan.
Apakah keluarga Bagas sudah mendapatkan perlindungan untuk kesejateraannya atau belum.
“Kami lihat juga apakah keluarganya sudah mendapatkan perlindungan dari dinas terkait atau belum. Apalagi ibu yang merangkap menjadi kepala keluarga tentunya juga menjadi tanggung jawab kami terkait pemberdayaan perempuan,” katanya.
Baca Juga:
Kemen PPPA Tegaskan Komitmen Lindungi Korban Kekerasan Seksual dengan Regulasi dan Layanan Terpadu
Dari sisi jaminan kesehatan, Purwanti mengatakan perlu diberi perhatian khusus apakah keluarga Bagas sudah terdaftar dalam BPJS untuk warga kurang mampu.
Untuk ibunda Bagas, perlu penanganan khususnya agar mempunyai pekerjaan yang lebih layak, tidak lagi mencari rongsok.
Seperti diberitakan, Bagas, 7, yang merupakan anak yatim, sehari-hari bekerja cari rongsok di Pasar Klewer Solo.