WahanaNews-Solo | Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo menyebut kemiskinan di Kota Solo kian meningkat karena dampak Pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto, mengatakan jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan sebelum Pandemi 2019 sebanyak 45.180 penduduk atau 8,7%.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Dalam kurun waktu dua tahun ini meningkat menjadi 47.030 penduduk miskin atau 9,03% di 2020 dan di 2021 menjadi 48.790 penduduk miskin atau 9,4%.
“Kondisi ini per Maret 2021, jadi belum sampai akhir tahun. Tapi, fakta kemiskinan itu semakin meningkat terlihat karena Pandemi dimulai Maret 2020. Dibandingkan 2019, terjadi peningkatan yang signifikan,” kata dia, dihubungi wartawan, Senin (7/2/2022).
Totok menjelaskan selain kuantitas kemiskinan yang meningkat, tingkat kemiskinan yang dialami warga miskin juga semakin dalam.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
Sedangkan indeks keparahan kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) dalam dua tahun terakhir terus mengalami kenaikan.