Jateng.WahanaNews.co | Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mendorong transisi energi dengan menurunkan emisi di seluruh sektor dan segmen masyarakat disertai terciptanya inovasi dan metode untuk meningkatkan kesetaraan sosial, khususnya dalam konteks keadilan energi.
Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan Kadin Muhammad Yusrizki mengemukakan, transisi energi yang Berkeadilan sebagai salah satu semangat yang dibangun Kadin dalam konteks transisi energi Indonesia.
Baca Juga:
Perseteruan Kadin Memanas Lagi, Pengurus Munaslub Disebut Langgar Aturan
“Bahkan saat ini, banyak segmen komunitas khususnya di area 3T di Indonesia yang mengalami kemiskinan listrik. PLN sebagai perpanjangan tangan negara memang sudah hadir di banyak area 3T, tetapi pasokan listrik yang ada di daerah tersebut tidak merata, akibatnya komunitas masyarakat di daerah 3T hanya bisa mendapatkan listrik sekian jam sehari, belum 24 jam,” katanya dalam keterangannya, Minggu (26/6/2022).
Ia bilang keterbatasan pasokan listrik juga akhirnya menghambat perputaran ekonomi komunitas dimana untuk mendapatkan nilai tambah mereka membutuhkan infrastruktur dasar, salah satunya kelistrikan.
Dia juga menegaskan pentingnya peran serta semua pemangku kepentingan dalam membangun transisi energi yang berkeadilan, terlebih dengan adanya keterbatasan dari PLN selaku perwakilan pemerintah dalam memasok energi listrik.
Baca Juga:
Kadin: Pemimpin Solo Masa Depan Harus Pahami Masalah untuk Kesejahteraan Masyarakat
“Dalam hal perbaikan penyediaan listrik untuk daerah 3T, kita harus akui PLN memiliki keterbatasan satu dan lain hal. Boleh dibilang kondisi oversupply di Jawa Bali menjadi issue besar bagi PLN yang membuat EBT skala utilitas belum menjadi prioritas PLN. Tetapi yang lebih disesalkan, kebutuhan komunitas masyarakat di 3T seolah-olah turut terbengkalai di tengah kondisi oversupply Jawa Bali,” tukasnya.
Di tengah hiruk pikuk sistem kelistrikan Indonesia, Kadin tengah merancang serangkaian kerja sama dengan kelompok dan komunitas yang memiliki perhatian terhadap kebutuhan komunitas masyarakat 3T. Terutama komunitas yang dapat memberikan dampak positif dan langsung dapat dirasakan.
“Kadin bertemu dan bekerja sama dengan komunitas pemuda yang merancang bisnis model inovatif dimana penyediaan listrik energi terbarukan dikombinasikan dengan layanan infrastruktur yang betul-betul diperlukan oleh daerah tersebut. Sebagai contoh irigasi,” lanjutnya.