”Dari sekolah-sekolah ini kami temukan masing-masing satu kasus baru. Kasus ini meningkat dari statusnya suspect dan akhirnya positif Covid-19. Di SMA N 1 itu bahkan tracingnya sampai 40 orang. Tapi saya belum bisa merinci berapa di masing-masing sekolah, sebab laporannya belum masuk,” katanya, Selasa (1/2/2022).
Sedangkan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming mengakui ada sebagian sekolah sudah menerapkan PJJ. Namun ada beberapa sekolah yang masih melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
Pihaknya juga akan mengkaji ulang bilamana ada orang tua dan pihak sekolah yang akan kembali melakukan PJJ karena kasus Covid 19 kembali naik.
Namun pihaknya akan melakukan surveilans untuk pembelajaran tatap muka dan mempercepat booster untuk kalangan pendidikan.
"Ya kita awasi lagi Surveilans lanjut terus, dan ini kita percepat vaksin anak dan booster untuk guru. Kalau ada sekolah ingin PJJ ya kita kondisikan," ujarnya.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Solo Dian Rineta mengatakan sudah ada beberapa sekolah yang ditetapkan untuk PJJ, yakni di SD N Sayangan dan SD N 16. Kemudian SMA Warga, PTM juga akan dihentikan selama 10 hari.
Saat ini sudah ada 25 kasus yang ditemukan dari klaster SMA Warga. Menurut Rineta, pelaksanaan PJJ ini untuk menjaga emosional dari murid dan wali murid.
”Kondisinya secara emosional belum bisa diterima orang tua. Makanya kami putuskan untuk PJJ,” katanya. [non]