WahanaNews - Jateng | PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta memetakan kebutuhan listrik setelah pandemi COVID-19 yang sempat memberikan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY, Soffin Hadi pada diskusi Tren Industri Membaca Arah Ekonomi Lewat Catatan Konsumsi Listrik di Griya Solopos Solo, Jawa Tengah, Sabtu (29/7/2023) mengatakan, PLN selalu berupaya melihat, menganalisis, hingga melaporkan kepada holding terkait kondisi yang terjadi di Jawa Tengah dan DIY.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
"Baik itu untuk masa depan atau enam bulan ke depan agar sejalan antara pelaku usaha dengan kami sebagai penyedia kelistrikan," kata Soffin dikutip Minggu (30/7/2023).
Soffin menilai, dengan ada upaya saling dukung dan sinergi antara pelaku usaha dengan PLN, sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian di Indonesia.
Dalam hal perencanaan penyediaan pembangkit, dikatakannya, PLN sudah memprediksi pertumbuhan yang berkaitan langsung dengan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
"Caranya pertumbuhan ekonomi tahun lalu ditambah 1,5 kali pertumbuhan kelistrikan. Jadi kalau misalnya pertumbuhan ekonomi 5 persen, maka listrik ini harus disediakan 1,5 kalinya. Di sisi lain, penyediaan pembangkit butuh delapan tahun," katanya.
Lebih lanjutnya, khusus di Jawa Tengah, pihaknya melayani sebanyak 13 juta pelanggan. Dari total tersebut, 11,9 juta di antaranya merupakan pelanggan rumah tangga, selebihnya dari industri dan bisnis.
"Untuk pelanggan dari rumah tangga ini hampir 90 persen dan menyumbang sebanyak 49 persen dari total penjualan," katanya.