Sedangkan, dari sisi bisnis dan industri, terjadi pertumbuhan yang berbeda. Ia mengatakan, sektor bisnis sudah mulai bangkit usai pandemi COVID-19, hal ini berbeda dengan kondisi industri.
"Industri agak babak belur. Setelah COVID-19 disambung konflik Ukraina dan Rusia, pertumbuhan jadi tidak menggembirakan. Industri yang terkena dampak langsung adalah industri tekstil, ada yang kekurangan bahan baku, ada yang permintaannya turun," katanya.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Terkait hal itu, melalui FGD tersebut pihaknya berharap ada kontribusi dari sejumlah pihak sehingga bisa menjadi catatan bagi pengambil keputusan.
Pada kesempatan yang sama, Komisaris PT PLN, Eko Sulistyo mengatakan, bicara soal konsumsi industri, maka listrik selalu menjadi instrumen penilaian untuk mengetahui arah pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Dalam hal kecenderungan kita bisa memetakan dari aspek tersebut. Indonesia habis dihantam pandemi COVID-19, tentu konsumsi yang meliputi pakaian, sandang belum recovery kembali. Orang masih memikirkan hal mendasar," katanya.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Meski demikian, dikatakannya, pangsa pasar bukan hanya dalam negeri tetapi juga ekspor. Terkait dengan hambatannya, dikatakannya, ada berbagai faktor kemungkinan.
"Mungkin pembatasan alur logistik, termasuk negara-negara di Eropa yang terkena dampak ekonomi atas perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia sehingga mereka mengesampingkan konsumsi pakaian dan diutamakan hal-hal yang fundamental," pungkasnya.[mga]