Kendati demikian, dia mengakui ketika masa panen tiba, truk-truk milik pengusaha dari luar daerah berdatangan ke Cilacap untuk membeli gabah hasil panen petani.
Menurut dia, pihaknya tidak mungkin meminta para pedagang dari luar daerah itu untuk pergi karena mereka berani membeli gabah dengan harga yang tinggi.
Baca Juga:
Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto Sebut Inflasi Desember 2024 Stabil
"Jadi, kami itu sebenarnya dilematis, kita 'kan produsen aslinya. Kalau yang namanya produsen mesti ingin harganya tinggi, konsumen ingin harganya rendah, logikanya seperti itu," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan Pemkab Cilacap melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat terus berupaya mengendalikan inflasi yang merupakan program nasional.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan terus memantau perkembangan harga beras di pasaran dan melaporkannya ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah agar dapat dilakukan operasi pasar jika dalam tiga pekan tidak terjadi penurunan. "Insyaallah nanti sebentar lagi turun 'lah, pasti turun," kata Wijaya menegaskan.
Baca Juga:
Tim Pengendalian Inflasi Daerah Bengkulu Siapkan Peta Jalan Kendalikan Inflasi 2025-2027
Salah seorang pedagang di Pasar Sidodadi, Hartini mengatakan harga beras medium saat ini mencapai Rp15.000 per kilogram. "Mungkin nanti saat panen raya, insyaallah harganya turun. Semoga bisa turun," katanya.
Pedagang beras lainnya, Wati mengatakan kenaikan harga beras kualitas medium tersebut berlangsung secara bertahap sejak melonjak dari sebelumnya yang berada di kisaran Rp10.000/kg menjadi Rp13.000/kg.
Setelah bertahan cukup lama di kisaran Rp13.000/kg, kata dia, harga beras kualitas medium kembali merangkak naik menjadi Rp14.000/kg, kemudian Rp14.500/kg, dan sejak dua pekan terakhir bertahan sebesar Rp15.000/kg.