Sementara, Manager Layanan Prioritas PLN UID Jawa Tengah dan DIY, Andi Kurniawan menambahkan, saat ini populasi pengguna mobil listrik sudah semakin bertambah di wilayah Jawa Tengah.
Hal ini didasarkan dari peningkatan jumlah pengguna SPKLU secara yoy yang mengalami peningkatan 1.600 persen jika dibandingkan dengan tahun 2022 lalu, walaupun 80 persen pengguna mobil listrik mengisi daya di rumah.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Berdasarkan data PLN, di Jawa Tengah hingga saat ini sudah ada setidaknya 160-an pengguna mobil listrik. Hal ini didasarkan pada jumlah pemasangan home charging service (HCS) di rumah.
“Jadi, secara kebutuhan, infrastruktur pendukung pengisian bagi daya mobil listrik ini setiap bulan dan tiap tahun memang semakin bertambah,” ujarnya.
Untuk fasilitas SPKLU atau pengisian daya yang disiapkan PLN, kata Andi, ada dua jenis, yakni fast charging dan ultra fast charging. Yang ultra fast charging bisa 200 KWh. Kalau ini 25 sampai 50 Kwh.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
PLN berharap, seiring dengan bertumbuhnya populasi atau pengguna mobil listrik, setiap kota di Jawa Tengah juga telah tersedia SPKLU yang diperhitungkan dan dipertimbangkan titik- titik penempatannya.
Misalnya, di Ungaran ini dekat dengan daerah wisata seperti Bandungan dan lainnya sehingga dari Ungaran kalau mau menuju ke tempat-tempat wisata tersebut juga tidak terlalu jauh.
Atau, kalau ke arah Yogyakarta juga sudah ada SPKLU di Kota Magelang, termasuk jalur-jalur lain di Jawa Tengah. Tarif SPKLU semua sama Rp 2.466 per KWh. Kalau pengisian daya di rumah tarifnya sama dengan tarif listrik rumah tangga, yakni Rp 1.700 per KWh.