Jika dibiarkan, tempat tersebut tak hanya menjadi Pulau Sampah, melainkan berubah nama menjadi bukit sampah.
"Ini beberapa lokasi sudah seperti bukit, karena datarannya cukup tinggi," ujarnya.
Baca Juga:
Tak Ada Mantan Kapolres, Ini 7 Sosok Sebenarnya yang Dijaring OTT KPK di Sumut
Jika dia lihat, mayoritas sampah yang ada di Pulau Sampah merupakan sampah rumah tangga sejenis plastik. Selain itu, juga ada pecahan kaca yang cukup berbahaya.
"Ini sebenarnya macam-macam, yang bahaya itu kalau ada kaca atau besi yang tajam. Namun yang paling banyak itu sampah plastik," paparnya.
Sebenarnya, Walhi, warga dan mahasiswa pernah melakukan upaya pembersihan di lokasi tersebut. Namun, upaya tersebut seperti sia-sia karena sampah yang datang tak terbendung.
Baca Juga:
DPR Sahkan 24 Calon Dubes RI, Ada yang Dikirim ke Korea Utara dan Suriah
"Usaha kami jadinya sia-sia, kita tak bisa kontrol sampah yang datang," katanya.
Adanya Pulau Sampah juga berdampak pada populasi ikan di sekitar BKT. Sejak adanya pulau tersebut populasi ikan semakin berkurang.
"Yang ada itu bukan ikan, melainkan sampah," tegasnya.