Jika dibiarkan, tempat tersebut tak hanya menjadi Pulau Sampah, melainkan berubah nama menjadi bukit sampah.
"Ini beberapa lokasi sudah seperti bukit, karena datarannya cukup tinggi," ujarnya.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Jika dia lihat, mayoritas sampah yang ada di Pulau Sampah merupakan sampah rumah tangga sejenis plastik. Selain itu, juga ada pecahan kaca yang cukup berbahaya.
"Ini sebenarnya macam-macam, yang bahaya itu kalau ada kaca atau besi yang tajam. Namun yang paling banyak itu sampah plastik," paparnya.
Sebenarnya, Walhi, warga dan mahasiswa pernah melakukan upaya pembersihan di lokasi tersebut. Namun, upaya tersebut seperti sia-sia karena sampah yang datang tak terbendung.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
"Usaha kami jadinya sia-sia, kita tak bisa kontrol sampah yang datang," katanya.
Adanya Pulau Sampah juga berdampak pada populasi ikan di sekitar BKT. Sejak adanya pulau tersebut populasi ikan semakin berkurang.
"Yang ada itu bukan ikan, melainkan sampah," tegasnya.