"Kami ke TKP mendapatkan kerangka anak. Kenapa saya bilang anak karena dari tulang tengkorak itu anak usia di bawah 10 tahun. Dan dari kerangka tersebut, terdiri dari tulang dada, tulang lengan, dan kaki. Jari-jari sudah hilang, karena anak (kondisi kerangka) cepat hancur, karena di daerah terbuka dan tidak menggunakan pakaian cepat mengalami pembusukan," jelas Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry.
Di sisi lain, Sweetha terus menanyakan keberadaan sang anak kepada pelaku. Mereka kemudian bertemu tanggal 7 Maret 2022 di salah satu hotel di Semarang.
Baca Juga:
Didominasi Penegak Hukum, MAKI: Pimpinan Baru KPK Tak Mewakili Masyarakat dan Perempuan
Nahas, Sweetha juga dibunuh pelaku dan jasadnya dibuang di lokasi yang sama dengan anaknya.
"Kemudian karena saudara Sweetha ingin melihat anaknya, berjanjilah mereka ketemu di Semarang pada 7 Maret, kemudian korban Weetha diajak ke hotel. Karena terus ditanya anaknya, tersangka menghabisi korban. Kemudian dimasukkan ke sarung, diikat kakinya. Dinaikkan mobil dibawa ke KM 425," kata Djuhandhani di Mapolda Jateng, hari ini.
"Korban kedua ini modusnya pelaku mencekik lehernya," imbuhnya.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Kepada polisi pelaku juga mengaku cemburu ketika korban membandingkan dengan laki-laki lain. Padahal ternyata pelaku sudah beristri dan memiliki anak.
"Pada saat di hotel dia cemburu karena korban waktu ketemu di Semarang, lambai-lambai tangan dengan seseorang. Motifnya juga cemburu dibandingkan dengan laki-laki lain," ujarnya.
Untuk diketahui, jenazah Sweetha lebih dulu ditemukan di kolong jembatan Susukan Tol Semarang Bawen KM 425 di hari Minggu (13/3). Penelusuran polisi berlanjut dan dilakukan pencarian anak korban.