“Pendapa Ageng pernah digunakan sebagai lokasi pameran arsip pada 2010 atau 2011. Jadi diperbolehkan untuk kegiatan atau aktivitas bukan keluarga Mangkunegaran,” ujar dia.
Larangan lainnya, lanjut Insiwi, tidak diperbolehkan menggelar prosesi pernikahan adat Jawa kecuali raja atau keluarga Mangkunegaran. Prosesi pernikahan adat Jawa Kaesang-Erina dilakukan di Loji Gandrung bukan di Pura Mangkunegaran. Prosesi penikahan adat Jawa itu seperti panggih, hingga sungkeman.
Baca Juga:
Gibran Siap Jadi Penengah Konflik Keluarga Keraton Solo
Pendapa Ageng pernah digunakan acara ngunduh mantu saat K.G.P.A.A. Mangkunagoro VII menikahi G.K.R. Timur.
“Nah, berbeda saat ngunduh mantu KGPAA Mangkunagoro VII di pendapa ageng. Beliau yang punya ndalem jadi ada prosesi adat pernikahan seperti sindur, ngunjuk toya wening hingga sungkeman. Karena acaranya sang raja sendiri, pringgitan dan dalem ageng juga digunakan,” ujar dia.[zbr]