“Kita pernah sampaikan, umpama kepada kawan-kawan kades, berapa sih jumlah penyandang disabilitas di desa kalian dan mereka bisa mendata tidak, mana yang tunanetra, mana yang kelompok tuli, dan berkebutuhan khusus lainnya,” ungkap Ganjar.
Keberadaan data yang valid, menurutnya, menjadi penting dalam upaya mempercepat pemberian pelatihan maupun akses kepada difabel. Pelatihan itu akan diberikan secara terprogram, sampai mereka menyatakan diri siap untuk mandiri.
Baca Juga:
Ganjar Dilaporkan ke KPK Terkait Gratifikasi, IPW: Cashback Capai 16 Persen
“Ini penting untuk didata, kalau Petki kemudian bisa membantu tentu ini akan bisa mempercepat kita memberikan pelatihan, kemandirian, dukungan kepada mereka sampai mereka menyatakan diri, ya saya siap mandiri,” katanya.
Sementara itu dalam sambutannya, Sekjen DPP Petki, Yakobus Tri Bagio mengatakan, Rakernas tersebut dihadiri oleh perwakilan DPD Petki dari berbagai daerah di Indonesia. Saat ini, tunanetra yang terdaftar sebagai anggota Petki sebanyak 805 ribu orang.
“Petki sebagai organisasi kemasyarakatan tingkat nasional, dan mendapatkan tugas khusus untuk memberikan pendampingan kepada tunanetra. Kegiatan kami bukan hanya sisi kerohanian melainkan juga sisi sosial, ekonomi, dan keluarga. Kami berkomitmen untuk mendukung pemerintah, dalam memberikan kemandirian kepada tunanetra,” ujarnya.[mga]