Nooryadi mengatakan bahwa semenjak harga tabung gas mengalami kenaikan, jumlah pembeli tabung gas non subsidi menurun drastis.
“Drastis, kira-kira menurun 50 persen. Yang akhirnya beli tapi tetap pakai protes, kok mahal,” kata Nooryadi.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
Sementara itu, seorang penjual tabung gas penjual di toko kelontong atau pangkalan di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kosim, mengungkapkan bahwa tabung gas 12 kilogram yang ia jual bisa mencapai Rp 200.000.
“Yang segini (5,5 kilogram) sekitar Rp 90.000-an, kalau yang 12 (kilogram) sudah sampai Rp 200.000-an,” ungkap Kosim ketika ditemui di tokonya.
Kosim mengatakan bahwa tentunya jumlah pembeli atau pelanggannya berkurang.
Baca Juga:
OTT KPK Bengkulu, Calon Gubernur Petahana Dibawa dengan 3 Mobil
Meskipun demikian, sejumlah pelanggan masih tetap setia membeli tabung gas non subsidi di tokonya.
“Karena kalau pada bergeser beli tabung gas melon atau 3 kilogram, kan sudah dijatah karena subsidi, jadi yang pelanggan setia tetap membeli yang non subsidi,” tuturnya.
Cara ia untuk menyiasati agar tak kehilangan pembeli yakni dengan cara memberikan servis atau pelayanan yang lebih.