Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengingatkan bahwa keberadaan KEK Industropolis pasti mendorong migrasi dan aglomerasi baru di wilayah Batang dan sekitarnya.
“Kalau aglomerasi industri bertemu dengan destinasi wisata, maka yang tumbuh adalah kawasan perkotaan yang hidup, modern, dan punya identitas. Ini yang perlu dirancang sejak awal agar tidak terjadi ketimpangan,” jelasnya.
Baca Juga:
Dampingi Menteri ESDM Tinjau SPKLU, Dirut PLN Jamin Pemudik Pengguna EV Aman
Menurutnya, pemerintah daerah bersama pusat harus mengantisipasi lonjakan kebutuhan infrastruktur pendukung, baik akses jalan, transportasi publik, maupun akomodasi.
“Kalau hanya industri yang didorong, maka Batang bisa kehilangan peluang besar. Tapi jika industri dan wisata dikawinkan, Batang bisa menjadi model kawasan aglomerasi baru yang sukses di Indonesia,” pungkas Tohom.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]