Ia mengatakan Batik Night Carnival ini menjadi ajang yang relevan untuk menampilkan pesona kolaborasi batik Pekalongan dengan kebudayaan dunia.
"Kota Pekalongan yang sudah dikenal sebagai bagian dari jaringan Kota Kreatif Dunia menjadikan karnaval ini sebagai panggung untuk menunjukkan eksistensi batik di mata internasional," katanya.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Pekalongan Gerakkan Padat Karya Normalisasi Sungai Lodji Singkirkan Eceng Gondok
Menurut dia, 70 persen seluruh kostum peserta karnaval harus menggunakan batik tulis atau cap dengan motif khas Pekalongan seperti Jlamprang, Buketan, Tiga Negeri, Liris, dan Benji.
"Adapun 30 persen kostum lainnya diperbolehkan menggunakan bahan pendukung. Para peserta juga diperbolehkan menambahkan elemen pencahayaan pada kostum serta wajib membuat deskripsi singkat tentang tema kostum yang dikenakan," katanya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]