Jateng.WahanaNews.co, Tegal - Proyek Fasda Perubahan 2.0 yang digagas oleh Tim The Big Book merupakan lanjutan dari Fasda Perubahan 1.0. Fokus proyek ini, yakni mengembangkan media pembelajaran numerasi yang kreatif dan menyenangkan (Numerasik).
Berbeda dari proyek sebelumnya yang berfokus pada pembuatan dan pengarsipan Big Book bagi guru kelas awal, proyek kali ini menargetkan peningkatan kompetensi guru-guru di Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, dalam menciptakan media pembelajaran numerasi. Dengan dukungan dari Tanoto Foundation dan berbagai lembaga lokal, proyek ini dirancang untuk memberikan solusi praktis terhadap rendahnya capaian numerasi di beberapa sekolah dasar di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Pemkot Tegal Terima Dana Rp6,46 M sebagai Reward Penurunan Kemiskinan
Kecamatan Balapulang dipilih karena berdasarkan data Rapor Pendidikan 2023, 14 sekolah dasar di wilayah ini menunjukkan capaian numerasi yang kurang memadai. Tiga dari lima anggota Tim The Big Book berasal dari wilayah tersebut dan merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan kualitas pembelajaran.
Oleh karena itu, mereka mengadakan pelatihan pengembangan media Numerasik, yang merupakan akronim dari Numerasi yang Asyik. Pelatihan ini menyasar 56 guru kelas 1 hingga 4 serta melibatkan kepala sekolah sebagai bagian dari upaya kolaboratif untuk menciptakan pembelajaran numerasi yang menyenangkan dan efektif.
Pelatihan dimulai dengan pemahaman konsep numerasi untuk para peserta, diikuti oleh tahap perancangan dan pembuatan media pembelajaran. Peserta dibagi menjadi dua kategori, yaitu pembuat media digital dan non-digital.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Tegal Raih Opini WTP dari BPK untuk Keenam Kalinya
Pembedaan ini menyesuaikan dengan keterampilan teknologi peserta. Dalam pelatihan ini, peserta didorong untuk aktif terlibat melalui diskusi, pembuatan media, dan sesi review daring. Selanjutnya, peserta diberikan pendampingan hingga tahap implementasi media yang dibuat di kelas.
Tantangan utama dalam pelaksanaan pelatihan adalah kesibukan peserta, terutama karena kegiatan pelatihan bertepatan dengan bulan Agustus yang penuh dengan acara sekolah seperti jambore dan karnaval 17 Agustus.
Meski demikian, dengan dukungan kepala sekolah dan pengawas, kehadiran peserta mencapai lebih dari 90 persen. Tim The Big Book juga menghadapi tantangan dalam menyiapkan materi dan alat pelatihan, serta menyesuaikan waktu di tengah kesibukan pribadi para anggotanya.