Sementara ibu lainnya, Fitri, menjelaskan dengan adanya listrik, maka komunikasi dengan HP juga lancar. “Kebetulan kalau di sini, sinyalnya kadang ada, kadang tidak. Tetapi, tidak perlu khawatir lagi, karena baterai HP dapat diisi karena adanya listrik dan yang yang jelas bisa berkomunikasi dengan keluarga di luar Dusun Bondan,”ujarnya.
Bahkan, lanjut Fitri, dia bersama ibu-ibu di Dusun Bondan juga lebih produktif. Sebab, dengan adanya listrik, maka usaha kecil mikro menengah (UMKM) bernama Kelompok Ibu Mandiri (KIM) bisa mulai jalan. Para ibu-ibu memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar Dusun Bondan. Karena berada di sekitar kawasan mangrove, maka kaya akan udang dan kepiting. Warga juga membudidayakan bandeng.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Dengan adanya listrik, maka kami tidak hanya menjual hasil tangkapan atau panenan tambak bandeng saat masih segar, tetapi para ibu juga mampu mengolahnya. Para ibu di sini mengolah menjadi kerupuk maupun stik. Jadi bahan-bahan tersebut kami proses dan olah, kemudian menjadi makanan olahan yang dipasarkan secara ke Cilacap secara langsung maupun online,” katanya.
Produksi kerupuk dan stik mampu mendatangkan penghasilan. Meski belum terlalu banyak, tetapi setidaknya sudah ada pemasukan. “Dalam satu kali produksi bersama ibu-ibu lainnya bisa mendapatkan penghasilan Rp100 ribu. Setiap bulan, produksinya sekitar 3-4 kali. Meski masih kecil, kami akan terus konsisten. Karena ternyata hasil olahan bahan baku sekitar mangrove laku juga di pasaran,”jelasnya.
KIM yang merupakan UMKM di Dusun Bondan masuk dalam Koperasi Konsumen Bondan Sukses Sejahtera. Salah satu tugas koperasi adalah memasarkan hasil produksi KIM. Jamal yang kini menjadi Ketua Koperasi Konsumen Bondan Sukses Sejahtera mengatakan selain melalkukan pemasaran, koperasi juga menyediakan kebutuhan untuk tambak.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Kebutuhan para petani tambak di Dusun Bondan disuplai dari koperasi. Di sisi lain, koperasi juga menyediakan pinjaman lunak, tetapi pinjaman baru dibatasi Rp500 ribu per orang. Namun, setidaknya koperasi sudah jalan dan membantu warga untuk maju bersama. Memang kami akui, listrik dari energi terbarukan menjadi pemicu pergerakan ekonomi warga di sini,”ungkapnya.
Benar, bahwa kehadiran PLTH di Dusun Bondan menjadi sarana penting, bukan saja soal kemajuan ekonomi, namun menjadikan dusun terpencil itu mandiri energi. Selama dua kali, Pemprov Jateng memberikan penghargaan kepada Dusun Bondan sebagai desa mandiri energi dalam tiga tahun terakhir. Pada 2019 menyabet juara pertama, kemudian 2020 juara ketiga dan tahun 2021 menyabet juara satu kembali.[gab]