Tak cuma musik dan lagu, Lokananta juga merekam audio seni pertunjukan, seperti dongeng, cerita rakyat, wayang dan ketoprak.
"Misalnya ada cerita Jaka Tingkir Tundung, Ande-ande Lumut, pentas dalang Ki Nartosabdo, dagelan Basiyo," ujar Anggit.
Baca Juga:
Gibran Siap Jadi Penengah Konflik Keluarga Keraton Solo
Kini, terdapat 53 ribu keping piringan hitam yang tersimpan di Lokananta.
Awalnya, koleksi itu merupakan produk piringan hitam yang belum laku terjual. Sedangkan saat ini benda-benda itu menjadi koleksi yang memang tidak akan dijual.
Upaya pelestarian terhadap isi dari koleksi Lokananta dilakukan dengan melakukan perekaman ulang dalam bentuk digital.
Baca Juga:
Wisata Museum Keraton Solo Ditutup Sementara Imbas Kericuhan
Rencana Revitalisasi Lokananta
Sejarawan Solo, Heri Priyatmoko, mencatat bahwa rencana revitalisasi Lokananta sudah berkali-kali mengemuka sejak belasan tahun lalu. Sayangnya, rencana itu tak pernah terwujud.
"Sudah berganti-ganti menteri tapi rencana itu gagal. Semestinya memang perlu keseriusan dari pemerintah, karena ini aset yang luar biasa," kata Heri, Minggu (17/7/2022).