Selain itu pengoperasian PLTS akan sangat efisien khususnya dari segi lahan karena tidak membutuhkan lokasi baru yaitu dengan menggunakan waduk sebagai dasar instalasinya.
Saat ini, menurut Wiluyo, PLN tengah fokus untuk mengoptimalkan proses transisi energi menjadi energi hijau atau energi baru terbarukan.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Upaya ini didorong oleh semangat untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat. Dirinya juga menjelaskan bahwa sampai tahun 2023, PLN berhasil menurunkan emisi karbon sekitar 50 juta ton CO2.
Pembangunan PLTA Cisokan dan PLTS Apung Cirata akan meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional. Saat ini, progress konstruksi proyek PLTS Apung Terbesar sudah mencapai 63,87 persen dan ditargetkan dapat COD pada Oktober tahun ini. Sedangkan PLTA UCPS ditargetkan dapat mulai beroperasi pada Tahun 2028.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT), Djarot Hutabri sebagai pimpinan unit yang mengerjakan PLTA UCPS menjelaskan bahwa PLTA tersebut menjadi pembangkit pertama yang menggunakan teknologi Pumped Storage di Indonesia.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Memanfaatkan aliran sungai Cisokan, anak sungai Citarum, PLTA ini akan memiliki dua bendungan dengan ketinggian berbeda.
Adapun pembangunan PLTA UCPS ke depannya akan meliputi pembangunan Bendungan atas dan bawah, Power House, Terowongan (Tunnel), Switchyard, serta Jaringan Transmisi.
“Melalui transformasi serta sejumlah program PLN untuk menuju Green Economic, kami optimis NZE pada 2060 bisa tercapai," lanjut Djarot.