"Jika melihat tren kasusnya, selama dua bulan terakhir ada penurunan karena pada Maret 2024 mencapai 78 kasus, bulan April 2024 turun menjadi 36 kasus, dan bulan Mei 2024 untuk pekan pertama baru lima kasus," ujarnya.
Mayoritas penderitanya, kata dia, merupakan usia pelajar, sehingga sasaran kampanye dan edukasi "Grabb Jentik" yang diikuti dengan PSN bersama-sama juga menyasar sekolah-sekolah.
Baca Juga:
Anggota DPRD Kotawaringin Timur Minta Pemerintah Gencarkan Sosialisasi Tentang DBD
Pasalnya, imbuh dia, saat pagi dan sore hari mayoritas anak berada di sekolah, sehingga potensi tergigit nyamuk DBD juga ada. Termasuk pada sore hari banyak yang mengikuti sekolah diniyah.
"Sementara puncak aktivitas nyamuk DBD menggigit biasanya mulai pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB dan menjelang sore antara pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB. Sehingga lingkungan sekolah perlu dipastikan dalam kondisi bersih dan bebas jentik," ujarnya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]