Di luar potensi tenaga surya, Jawa Tengah juga memiliki potensi sumber daya air yang dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik berkapasitas kurang lebih 386,32 megawatt (Mw).
Seperti di Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Purbalingga, Brebes, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Kebumen, Wonosobo, Temanggung, Klaten, Magelang, Cilacap, Purworejo, Boyolali, Wonogiri, Kabupaten Semarang dan Kota Semarang.
Baca Juga:
Ketua PBNU Sebut Pengurus yang Maju Pilkada 2024 Bakal Dinonaktifkan
Di luar itu masih ada potensi panas bumi yang secara hipotetik diperkirakan mencapai 2.500 Mw atau 5,7 persen dari seluruh cadangan nasional sebesar 29.000 Mw.
“Pemanfaatan energi panas bumi yang sudah operasional di dataran tinggi Dieng dengan kapasitas kurang lebih sebesar 1 x 60 Mw (5,1 persen) dari kapasitas total nasional yang sebesar 1.189 Mw,” jelas wagub.
Pengembangan energi dari fosil menuju energi non fosil, tambahnya, juga terus didorong dan dilakukan dengan memanfaatkan kotoran ternak, dan limbah pabrik tahu untuk biogas sebagai pengganti LPG.
Baca Juga:
Gejolak Politik di Kendal: Bupati Petahana Gagal Daftar, Siap Bawa ke Bawaslu
Masyarakat Jawa Tengah disebut wagub sangat antusias dalam memanfaatkan energi ini. Buktinya dapat dilihat pada pengembangan biogas di Boyolali dan Wonogiri. Melalui stimulus di beberapa demplot oleh pemerintah daerah dan organisasi non pemerintah.
“Karena masyarakat pada akhirnya mau mengembangkan secara mandiri energi terbarukan tersebut untuk memenuhi kebutuhan energi sebagai pengganti LPG,” tandas Taj Yasin.
Sebelum melepas tim Jelajah Energi, wagub berkesempatan menjajal sepeda motor listrik United produk domestik bersama dengan Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sormarno dan GM PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY, Irwansyah Putra, di halaman kantor gubernuran.