Kata dia, pihaknya juga sudah mengantongi kerjasama dengan Semen Gresik. Sehingga setelah RDF jadi, bisa langsung eksekusi bisnis itu.
”Kita sudah mengantongi kerjasama dengan Semen Gresik. Baru saja. Sudah oke. Nanti RDF jadi bisa mengirim ke Rembang,” tegasnya.
Baca Juga:
Pemkot Jambi Targetkan Peresmian Pabrik Sampah Sebelum HUT pada Mei 2025
Dengan adanya RDF itu, lanjut dia, permasalahan sampah bisa berkurang. Juga mendapatkan potensi pendapatan dari sampah.
Kapasitas kemarin yang minimal 100 ton per hari untuk menampung sampah di RDF. Bisa mengurangi sampah. Bisa jadi RDF 60 persen sudah hebat (dari 100 ton). TPA di Pati bisa di sini semua (TPA Sukoharjo).
”Ada nilai ekonomis. Semen mau menerima. Jarak tempuh tak jauh. Masih ada potensi pendapatan ke pemerintah. Pendapatannya belum itungannya. Masih dikaji,” lanjutnya.
Baca Juga:
Keluhan Warga Bau Sampah di sekitar JGC, DLH DKI Sebut Bukan dari RDF Rorotan
Meski begitu, masih ada pekerjaan rumah (PR) bagi Tulus. Yaitu, kesadaran masyarakat.
”Tinggal mengubah mainset masyarakat. Tidak semua sampah ini dilarikan ke TPA meski sudah punya RDF nantinya. Karena ada sampah yang memiliki nilai ekonomis,” paparnya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]