Jateng.WahanaNews.co, Cilacap - Perkumpulan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mendukung sistem penyerapan gabah dan beras hasil panen petani yang diinisiasi oleh Perum Bulog Banyumas, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan cadangan beras pemerintah.
"Pada prinsipnya, kami sebagai mitra kerja siap mendukung sistem yang diinisiasi Bulog Banyumas. Cuma 'kan Bulog itu dalam membeli gabah dan beras harus merujuk pada instruksi presiden terkait harga pembelian pemerintah (HPP)," kata Ketua Perpadi Kabupaten Cilacap Sunarman di Cilacap, Sabtu (17/2/2024).
Baca Juga:
KPU Cilacap Mulai Sortir Bilik dan Kotak Suara untuk Pilkada 2024
Dengan demikian, kata dia, ketika harga gabah dan berasnya masih tinggi atau di atas HPP dapat dipastikan komoditas pangan itu tidak terserap oleh Bulog atau dijual oleh petani ke pasar umum.
Padahal saat sekarang, lanjut dia, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sudah mencapai kisaran Rp8.000 per kilogram atau jauh di atas HPP yang sebesar Rp5.000 per kilogram.
Sementara harga beras di tingkat penggilingan saat sekarang sudah mencapai kisaran Rp15.000 per kilogram, sehingga harga beras di pasaran berkisar Rp16.000-Rp17.000 per kilogram.
Baca Juga:
BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Angin Puting Beliung Selama Masa Pancaroba
"Kalau Bulog bisa menemukan skema terkait harga, barangkali gabah dan beras hasil panen petani bisa terserap. Atau di luar (pasaran) harganya turun, maka harganya Bulog bisa masuk, sehingga bisa terserap," kata dia yang juga pengusaha penggilingan padi "Sri Kencana" Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Cilacap.
Ia mengatakan jika HPP dinaikkan tentunya tetap akan berdampak terhadap kenaikan harga beras di pasaran, sehingga inflasi tidak bisa terkendali.
Bahkan bagi pengusaha jika HPP tersebut dinaikkan, kata dia, harga pembelian gabah dan beras dari petani pun ikut naik.